Herbarium Bogoriense merupakan Herbarium yang terlengkap dan juga tertua di wilayah Asia Tenggara. Herbarium yang pada awalnya berada di Bogor ini, sekarang digunakan sebagai fasilitas untuk penelitian mengenai keanekaragaman hayati yang terdapat di Cibinong. Herbarium yang tercatat sebagai Herbarium terbesar nomor tiga di dunia setelah Leiden - Belanda, dan Kew - Inggris. Dimana Herbarium ini dilengkapi berbagai jenis alat penelitian yang mencapai hingga 500 buah sebagai taksonomi melalui pendekatan biologi molekuler DNA dan RNA.
Gedung yang digunakan sebagai Herbarium sendiri sebenarnya merupakan hasil hibah dari masyarakat Jepang, besaran nya mencapai sekitar 2.172 yen dengan luas tanah mencapai 12.331 meter persegi. Dimana pembangunan fasilitas gedung dan juga peralatan yang digunakan untuk penelitian bidang botani serta mikrobiologi dimulai sejak April 2005 dan baru selesai pada Juni 2006.
Di Herbarium Bogoriense tersimpan sekitar 2 juta spesimen kering, basah, mikroba jamur, dan fosil yang digunakan sebagai pusat acuan oleh para peneliti botani baik dari dalam maupun luar negeri. Sementara untuk herbarium kering jumlahnya mencapai 1,280 juta spesimen, sedangkan herbarium basah yang tersimpan mencapai sekitar 50.000 spesimen dan diawetkan dalam alkohol. Gedung Herbarium Bogoriense yang saat ini berusia sekitar 164 tahun ini memiliki arti yang sangat penting bagi dunia ilmu pengetahuan, karena menampilkan kekayaan serta keanekaragaman hayati Indonesia berupa flora, lebih khususnya berupa flora tropika Indonesia.