Jembatan Ampera merupakan salah satu lambang kota sekaligus kebanggaan masyarakat Palembang. Hal tersebut karena jembatan ini merupakan penghubung daerah Seberang Ulu dan juga Seberang Ilir yang ternyata terpisahkan oleh Sungai Musi. Jembatan ini merupakan sebuah gagasan yang cukup membantu bagi para rakyat Palembang yang terpisah karena adanya Sungai Musi tersebut. Bahkan pendirian jembatan ini sebenarnya sudah sejak lama direncanakan namun baru bisa didirikan mulai tahun 1962 setelah mendapatkan persetujuan dari Bapak Ir. Soekarno sebagai Presiden pertama Indonesia. Selain itu, biaya serta tenaga yang digunakan pun berasal dari penjajah Jepang yang kala itu sudah mulai mundur karena terjadinya pengeboman di Hiroshima dan Nagasaki tahun 1945.
Pada awal mula berdirinya Jembatan Ampera ini sebenarnya diberikan nama Jembatan Bung Karno. Hal ini karena peran Bung Karno yang memberikan persetujuan dan juga perjuangan beliau untuk memerdekakan Indonesia. Namun, pada saat jatuhnya kepemimpinan Bung Karno terjadi perdebatan akan nama jembatan tersebut hingga akhirnya diputuskan untuk mengganti nama Jembatan Bung Karno menjadi Jembatan Ampera. Dimana nama Ampera itu berasal dari singkatan Amanat Penderitaan Rakyat.
Selain sebagai penghubung dari kedua kawasan di Palembang, ternyata berdirinya Jembatan Ampera ini pernah menjadi salah satu jembatan terpanjang di dunia dan memecahkan rekor. Maka dari itu, jembatan ini menjadi kebanggaan bersama miliki warga Palembang selain dari makanan khasnya yaitu pempek.