Dari sekian banyak situs budaya yang harus Anda kunjungi di kawasan Solo yaitu Gereja Margoyudan. Gereja Jawa tertua ini menjadi sebuah saksi bisu pada abad 18, dimana umat kristen yang berada di daerah Solo melakukan kebaktian. Awal mulanya dahulu jemaat yang mengisi gereja ini hanya 20 orang, namun semakin lama semakin bertambah hingga ratusan. Hal ini dikarenakan sudah adnaya ijin dari Gubernur Jenderal Belanda. Berdirinya Gereja Margoyudan diprakarsai oleh seorang pemuda belanda dengan agama kristen yang memperkenalkan gereja untuk melakukan kebaktian.
Di kawasan Solo terdapat sekolah kristen untuk memberitakan tentang kitab injil, namun tempatnya sudah tidak mencukupi lagi. Lalu stegerhoek sebagai pengenal gereja ingin memberitakan tentang Injil namun sayangnya ia tidak bisa berbahasa Jawa. Akhirnya melalui pendekatan kultural melalui gaya bangunan gereja, Stegerhoek tetap berusaha menyebarkan kitab Injil. Walaupun ia asli dari BelAnda, namun dalam membangun gereja tetap menggunakan arsitektur gaya jawa.
Jika Anda datang ke Gereja Margoyudan ini Anda dapat melihat nuansa jawa yang amat kental. Hal ini dapat Anda lihat ada kursi rotan di dalam gereja, dan jendela pada bagian samping kanan kiri gereja. Sedangkan pada kacanya terdapat ornamen gunungan yang menjadi sebuah simbol di dalam budaya Jawa, seperti yang digunakan untuk wayang kulit. Beberapa tulisan dari Alkitab ditulis ulang pada bagian altar menggunakan aksara jawa, sehingga menambah nuansa budaya yang kental.