Surabaya terkenal sebagai kota Metropolitan seperti halnya Jakarta. Namun, siapa sangka ternyata dengan segala hiruk pikuknya terdapat tempat wisata religi yang jauh dari keramaian alias berada di pinggiran kota Surabaya. Pura Jagat Karana adalah tempat sembayang umat Hindu beralamat di Jalan Lumba-lumba No.1.
Dibangun pada tahun 1968 dan diresmikan pada tanggal 29 November 1969 oleh Kepala Staf KODAMAR V Komodor Laut R. Sahiran. Pura Jagat Karana pernah dilakukan pemugaran kemudian kembali diresmikan pada tanggal 26 September 1987 oleh Gubernur Jawa Timur saat itu yakni, Bpk Wohono.
Kompleks Pura Jagat Karana dibangun diatas tanah seluas 7.703 m2 yang terdiri dari beberapa bangunan utama seperti: Mandala Utama, Mandala Madya, Mandala Nista, Toilet, Tempat Parkir dan Sekretariat Banjar Surabya. Saat memasuki halaman pura, yang lapang pengunjung akan menginjak lantai paving. Kemudian, terlihat deretan bunga segar yang mengelilingi bangunan Pura Jagat Karana yang berwarna hitam legam.
Pura Jagat Karana sering ramai dikunjungi baik umat Hindu maupun pengunjung umum, khususnya pada hari-hari raya besar yang berasal dari Surabaya dan daerah sekitarnya, seperti: Sidoarjo, Lamongan, Gresik dan daerah lainnya. Pengunjung disarankan berkunjung pada Sabtu malam, malam purna dan menjelang hari raya Nyepi dimana akan diadakan pawai ogoh-ogoh yakni patung berukuran besar yang merefleksikan butho bolo. Ogoh-ogoh tersebut akan dibawa arak-arak berkeliling kota Surabaya.