Museum Etnobotani diresmikan pada 1982 oleh Prof. DR. BJ. Habibie. Di dalam museum ini terdapat sekitar 2.000 artefak etnobotani serta berbagai diorama pemanfaatan flora. Gagasan untuk mendirikan museum Etnobotani pada awalnya dicetuskan pada 1962 oleh Prof. Sarwono Prawiroharjo (Alm.), pada saat itu menjabat sebagai Ketua LIPI. Etnobotani sendiri berarti ilmu yang mempelajari tentang pemanfaatan tumbuhan oleh bangsa atau suku tertentu sebagai kepentingan sehari-hari. Museum Etnobotani juga bertujuan melestarikan flora serta budaya Indonesia yang sangat beragam dan sebagai sebuah sarana informasi ruang lingkup etnobotani.

Berbagai Koleksi Menarik di Museum Etnobotani

Di dalam Museum Etnobotani sendiri terdapat benda-benda yang dibuat dari bamboo, pandan, kelapa dan labu. Dari sini Anda bisa tahu bahwa ternyata koteka yang biasa dikenakan oleh masyarakat suku-suku di Papua terbuat dari kulit buah labu. Selain itu juga ada beragam benda-benda pertanian yang pada umumnya sering muncul dalam pelajaran bahasa Sunda tingkat SD. Sehingga ada baiknya jika siswa sekolah (terutama wilayah Jawa Barat dan sekitarnya) melihat secara langsung benda-benda tersebut.

Di dalam museum ini juga terdapat contoh pakaian dari suku pedalaman yang sebagian besar bahannya menggunakan tumbuh-tumbuhan. Anda juga bisa melihat soga batik, yaitu batik yang dibuat dengan menggunakan bahan-bahan pewarna alami dari tumbuh-tumbuhan. Masih terdapat berbagai fasilitas dan pengetahuan lain yang terdapat di Museum Etnobotani. Seperti halnya laboratorium dan lain sebagainya.