Candi Cangkuang merupakan satu-satunya candi bercorak Hindu yang ada di Tatar Sunda. Candi yang berukuran 4,7 x 4,7 meter dengan tinggi 30 sentimeter ini ditemukan pertama kali oleh tim peneliti Uka Tjandrasasmita dan Harsoyo di tahun 1966. Nyaris dapat dipastikan, walaupun sekitar tiga meter sebelah selatan dari candi terdapat pemakaman Islam, yaitu makam dari Arief Muhammad atau Maulana Ifdil Hanafi, Candi Cangkuang bukanlah candi peninggalan Agama Islam, melainkan candi peninggalan dari agama Hindu sekitar abad ke-8 Masehi.
Bangunan dari Candi Cangkuang yang sekarang tersebut merupakan hasil dari pemugaran yang telah diresmikan sekitar tahun 1978 silam. Dari beberapa sisa-sisa bangunan candi, ditemukan sebuah arca dengan posisi duduk bersila di atas padmasana ganda. Arca ini diduga sebagai arca Siwa, namun sangat disayangkan kondisi dari arca ini telah rusak. Kata “Cangkuang” yang menjadi nama peninggalan bersejarah ini sendiri sebenarnya diambil dari nama tumbuhan sejenis pAndan yang tumbuh subur di sekitar makam Arief Muhammad.
Bila Anda tertarik untuk berwisata di Candi Cangkuang, sangat disarankan untuk datang pada pagi hari karena Anda dapat menikmati kesejukan dan indahnya kabut pagi yang masih menyembul dari balik pepohonan besar yang tumbuh subur di sekitar area candi. Namun, untuk mencapai candi, Anda perlu menyeberangi danau berjarak 500 meter dari gerbang masuk. Rakit kecil dengan ongkos tarif sebesar Rp 3.000,- per orang atau rakit besar bermuatan 25 orang yang dapat Anda sewa dengan harga Rp 50.000,-.