Seperti halnya kota-kota lain, kota Medan juga mempunyai ikonnya tersendiri. Salah satunya adalah Istana Maimun yang merupakan Istana Kesultanan Deli. Istana ini disebut juga dengan Istana putri Hijau. Didominasi dengan warna kuning, istana ini selesai dibangun pada 25 Agustus 1888 M oleh Sultan Makmun al-Rasyid Perkasa Alamsyah yang merupakan putra sulung pendiri kota Medan yaitu Sultan Mahmud Perkasa Alam.
Alkisah seorang Putri Hijau dari kerajaan Timur Raya yang memancarkan warna hijau. Putri tersebut dilamar oleh raja Aceh namun ditolak kedua saudara putri yang bernama Mambang Yasid dan Mambang Khayali. Raja Aceh marah dan menyerang kerajaan tersebut, namun Mambang Rasyid tewas dan Mambang Khayali berubah menjadi meriam untuk mempertahankan kerajaan dan putri. Karena terlalu panas, meriam tersebut pecah menjadi dua. Bagian depan berada di daerah Surbakti, dataran tinggi Karo, dan bagian belakang ke pelabuhan Deli dan dipindahkan di Istana Maimun.
Istana Maimun terdiri dari 2 lantai dan 3 bagian (bagian utama, sayap kiri dan sayap kanan) dibangun di tanah dengan luas 2.772 m2. Istana ini didominasi dengan warna kuning di ruang tamu. Pengaruh budaya Eropa dapat dilihat dari perabotan dan lampu tahta di ruangan tersebut. Arsitektur yang digunakan merupakan perpaduan Islam dan Eropa. Misalnya pintu yang bergaya Spanyol, prasasti marmer yang terdapat tulisan dalam bahasa Belanda dan atap istana dengan gaya Persia Curve.