Tidak ada hotel yang tersedia saat ini.

Masjid Agung Manonjaya memiliki luas sekitar 1.250 m² dan sudah ditetapkan menjadi sebuah kawasan cagar budaya. Ketetapan tersebut dikeluarkan oleh Badan Arkeologi Indonesia dengan merujuk UU Kepurbakalaan pada tanggal 1 September 1975. Akan tetapi, akibat gempa bumi pada 2 September 2009 yang menyebabkan runtuhnya masjid purbakala ini pada akhirnya membuat masjid terpaksa direhabilitasi.

Arsitektur Bangunan Masjid Agung Manonjaya

Segi arsitektur yang dimiliki oleh Masjid Agung Manonjaya sendiri sangat kental dengan nuansa neoclassic, khas seperti bangunan Eropa. Pada bangunan tertentu, terdapat sentuhan art deco yang menjadikan masjid tersebut terlihat menggunakan konsep perpaduan desain Eropa dengan arsitektur bangunan tradisional Sunda dan Jawa. Nuansa tradisional nya memang sangat terasa dilihat dari sisi bentuk elemen bangunan, seperti serambi (pendopo), ruang shalat wanita di bagian timur dan mustaka (memolo) yang konon adalah peninggalan Syekh Abdul Muhyi (ulama asal Pamijahan, Taikmalaya Selatan). Beberapa unsur bangunan lain yang sangat khas juga bisa dilihat dari atap tumpang tiga dan struktur saka guru yang terdapat pada bagian tengah ruang shalat.

Daya Tarik Masjid Agung Manonjaya

Selain itu masih banyak lagi khas yang menjadi daya tarik dari Masjid Agung Manonjaya. Untuk dinding bangunan masjid sendiri didominasi dengan warna putih dengan bagian atap yang berwarna hijau. Masjid ini juga disangga dengan puluhan tiang berukuran besar, yaitu 30 buah penyangga bangunan utama dan 32 buah untuk penyangga bangunan tambahan. Sayangnya, tiang-tiang kokoh tersebut tidak dapat bertahan ketika gempa datang melanda wilayah Manonjaya, Tasikmalaya beberapa tahun yang lalu.

Mau Cari apa di Travelio?
Apartemen di Area Tasikmalaya
Pencarian Populer Dekat Masjid Agung Manonjaya
Cek Akomodasi Unfurnished di Tasikmalaya
Cek Akomodasi Full Furnished di Tasikmalaya