Pelukis Dullah lahir pada tanggal 19 September 1919. Beliau merupakan salah satu seorang seniman maestro di kawasan Indonesia. Beliau dikenal sebagai pelukis revolusioner karena gagasannya untuk memamerkan beragam karya rupa lukisannya dengan adegan pertempuran saat perang kemerdekaan Indonesia melawan penjajah Belanda. Karena banyaknya lukisan yang beliau buat maka didirikanlah museum dullah di Solo untuk tempat menyimpan karya-karyanya. Dullah memiliki kelihaian dalam melukis wajah dan komposisi yang menampilkan banyak orang seperti lukisan saat berperang.
Sayangnya pengelola museum menerapkan sistem seleksi bagi para pengunjungnya. Sehingga tidak dapat dikunjungi dengan alasan berwisata saja, Anda harus memiliki kepentingan mendalam ketika ingin memasuki museum lukis dullah ini. Semenjak meninggalnya bapak Dullah kabarnya terjadi sebuah konflik di dalam keluarganya mengenai harta warisan, oleh karena itu museum ini tidak pernah membuka dirinya untuk masyarakat luas. Bahkan pintu gerbangnya saja selalu di gembok dengan rantai besi yang kuat.
Museum yang menggunakan lahan sekitar 2000 meter persegi ini digunakan sebagai rumah tinggal, studio sekaligus museum yang berdiri pada tahun 1981 namun sudah puluhan tahun tidak pernah dibuka untuk umum. Pengelola tempat ini berdalih jika faktor keamanan adalah penyebab kenapa tidak semua pengunjung diperbolehkan masuk dan menikmati keindahan lukisan bapak Dullah. Demi sebuah keamanan setiap hari didaerah museum ini selalu ada patroli polisi, karena ditempat tersebut memang tidak dipasangi CCTV.